Selasa, 06 September 2011

*Kisah Nyata dari Singapura tentang Penghormatan kepada Orangtua*

Dikisahkan ada orang kaya raya di sana mantan Pengusaha sukses yang
mengundurkan diri dari dinia bisnis ketika istrinya meninggal dunia.
Jadilah ia single parent yang berusaha membesarkan dan mendidik dengan
baik anak laki-laki satu-satunya hingga mampu mandiri dan menjadi
seorang Sarjana.


Kemudian setelah anak semata wayangnya tersebut menikah, ia minta ijin
kepada ayahnya untuk tinggal bersama di Apartemen Ayahnya yang mewah dan
besar. Dan ayahnya pun dengan senang hati mengijinkan anak menantunya
tinggal ber-sama2 dengannya. Terbayang dibenak orangtua tersebut bahwa
apartment nya yang luas dan mewah tersebut tidak akan sepi, terlebih
jika ia mempunya cucu. Betapa bahagianya hati bapak tersebut bisa
berkumpul dan membagi kebahagiaan dengan anak dan menantunya.

Pada mulanya terjadi komunikasi yang sangat baik antara
Ayah-Anak-Menantu yang membuat Ayahnya yang sangat mencintai anak
tunggalnya itu tersebut tanpa sedikitpun ragu-ragu menghibahkan seluruh
harta kekayaan termasuk apartment yang mereka tinggali, dibaliknamakan
ke anaknya itu melalui Notaris terkenal di sana.
Tahun-tahun berlalu, seperti biasa, masalah klasik dalam rumah tangga,
jika anak menantu tinggal seatap dengan orang tua, entah sebab mengapa,
suatu hari mereka bertengkar hebat, yang pada akhirnya, anaknya tega
mengusir sang Ayah keluar dari apartment mereka yang ia warisi dari Ayahnya.
Karena seluruh hartanya, Apartemen, Saham, Deposito, Emas dan uang tunai
sudah diberikan kepada anaknya, mulai hari itu dia menjadi pengemis di
Orchard Rd. Bayangkan, orang kaya mantan pebisnis yang cukup terkenal di
Singapura tersebut, tiba-tiba menjadi pengemis!
Suatu hari, tanpa disengaja melintas mantan teman bisnisnya dulu dan
memberikan sedekah, dia langsung mengenali si ayah ini dan menanyakan
kepadanya, apakah ia teman bisnisnya dulu. Tentu saja, si ayah malu dan
menjawab bukan, mungkin Anda salah orang, katanya.
Akan tetapi temannya curiga dan yakin, bahwa orang tua yang mengemis di
Orchad Road itu adalah temannya yang sudah beberapa lama tidak ada kabar
beritanya. Kemudian, temannya ini mengabarkan hal ini kepada teman2-nya
yang lain, dan mereka akhirnya bersama-sama mendatangi si Ayah.
Semua mantan sahabat karibnya tersebut langsung yakin bahwa pengemis tua
itu adalah Mantan pebisnis kaya yang dulu mereka kenal. Dan dihadapan
para sahabatnya, si ayah dengan menangis ter-sedu2, dia menceritakan
semua kejadian yang sudah dialaminya. Maka, terjadilah kegemparan di
sana, karena semua orangtua di sana merasa sangat marah terhadap anak
yang sangat tidak bermoral itu.
Kegemparan berita tersebut akhirnya terdengar sampai ke telinga PM Lee
Kwan Yew Senior.
PM Lee sangat marah dan langsung memanggil anak dan menantu durhaka
tersebut. K Mereka dimaki-maki dan dimarahi habis-habisan oleh PM Lee
dan PM Lee mengatakan "Sungguh sangat memalukan bahwa di Singapura ada
anak durhaka seperti mereka" .
Lalu PM Lee memanggil sang Notaris dan saat itu juga surat hibah itu
dibatalkan demi hukum! Dan surat hibah yang sudah baliknama ke atas nama
anaknya tersebut disobek-sobek oleh PM Lee. Sehingga semua harta milik
yang sudah dihibahkan tersebut kembali ke atas nama Ayahnya, bahkan anak
menantu itu sejak saat itu dilarang masuk ke Apartment ayahnya.
Mr Lee Kwan Yew ini ternyata terkenal sebagai orang yang sangat berbakti
kepada orangtuanya dan menghargai para lanjut usia (lansia). Sehingga,
agar kejadian serupa tidak terulang lagi, Mr Lee mengeluarkan
Kebijakan/Dekrit yaitu "Larangan kepada para orangtua untuk tidak
menghibahkan harta bendanya kepada siapapun sebelum mereka meninggal.
Kemudian, agar para lansia itu tetap dihormati dan dihargai hingga akhir
hayatnya, maka dia buat Kebijakan berupa Dekrit lagi, yaitu agar semua
Perusahaan Negara dan swasta di Singapura memberi pekerjaan kepada para
lansia. Agar para lansia ini tidak tergantung kepada anak menantunya dan
mempunyai penghasilan sendiri dan mereka sangat bangga bisa memberi
angpao kepada cucu-cucunya dari hasil keringat mereka sendiri selama 1
th bekerja.
Anda tidak perlu heran jika Anda pergi ke Toilet di Changi Airport,
Mall, Restaurant, Petugas cleaning service adalah para lansia. Jadi
selain para lansia itu juga bahagia karena di usia tua mereka masih bisa
bekerja, juga mereka bisa bersosialisasi dan sehat karena banyak bergerak.
Satu lagi sebagaimana di negeri maju lainnya, PM Lee juga memberikan
pendidikan sosial yang sangat bagus buat anak2 dan remaja di sana, bahwa
pekerjaan membersihkan toilet, meja makan diresto dsbnya itu bukan
pekerjaan hina, sehingga anak2 tsb dari kecil diajarkan untuk tahu
menghargai orang yang lebih tua, siapapun mereka dan apapun profesinya.
Sebaliknya, Anak di sana dididik menjadi bijak dan terus memelihara rasa
hormat dan sayang kepada orangtuanya, apapun kondisi orangtuanya.
Meskipun orangtua mereka sudah tidak sanggup duduk atau berdiri,atau
mungkin sudah selamanya terbaring diatas tempat tidur, mereka harus
tetap menghormatinya dengan cara merawatnya.
Mereka, warganegara Singapura seolah diingatkan oleh PM Lee agar selalu
mengenang saat mereka masih balita, orangtua mereka-lah yang
membersihkan tubuh mereka dari semua bentuk kotoran, memberi pula yang
memberi makan dan kadang menyuapinya dengan tangan mereka sendiri, dan
menggendongnya kala mereka menangis meski dini hari dan merawatnya
ketika mereka sakit.

sumber : ceremende, luxury.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar