Minggu, 04 September 2011

Seribu Guru Bantu/Honorer akan Mendapat Bantuan Laptop

BANDUNG, (PRLM).- Guru bantu dan honorer tetap menjadi bagian penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar dan menengah. Jika tidak diperhatikan, dampaknya akan terasa pada anak didik.
General Manager Dompet Dhuafa, Luthfi Afandi mengatakan, hampir di setiap sekolah, selalu ada guru bantu/honorer, disamping guru Pegawai Negeri Sipil (PNS). Meski perannya dalam mencerdaskan anak didik sama besar, perhatian terhadap guru honorer lebih minim daripada guru PNS.

HANDRIANSYAH/"PRLM"

PRESIDEN dan CEO Shafco Enterprise, Gilarsi Wahyu Setijono, Direktur Pikiran Rakyat Januar P. Ruswita dan General Manager Dompet Dhuafa, Luthfi Afandi menandatangani kerjasama "Program Tebar Seribu...



"Yang perlu diselamatkan adalah guru honorer, karena perhatian terhadap mereka selama ini sangat minim," ujar Luthfi di sela-sela penandatanganan kerja sama Program Tebar Seribu Laptop Untuk Guru Bantu/Honorer se-Indonesia di aula Pikiran Rakyat (PR), Jln. Asia Afrika Kota Bandung, Selasa (30/3).
Menurut Luthfi, potensi dan kualitas guru honorer sebenarnya tidak kalah dengan guru PNS. Namun fasilitas dan pelatihan yang kurang, membuat potensi tersebut tidak tergali secara optimal.
"Kami sendiri sudah setahun ini mengadakan pelatihan untuk guru honorer. Sekarang pesertanya sudah ada lima puluh guru honorer se-Bandung Raya. Hasilnya cukup bagus, banyak diantara mereka yang sudah bisa membuat karya tulis dan di muat di media massa," papar Luthfi.
Sementara itu Presiden dan CEO Shafco Enterprise, Gilarsi Wahyu Setijono mengatakan, program pemberian seribu laptop untuk guru honorer dinilai sangat tepat. Pasalnya, bagi seorang guru laptop bukanlah barang mewah, tapi alat yang sangat diperlukan untuk menunjang profesi sebagai pengajar.
Menurut Gilarsi, laptop terutama diperlukan untuk para guru bantu di daerah terpencil. "Di sana fasilitas minim, menyediakan perpustakaan rasanya tidak cukup. Dengan laptop, guru bisa mendapat materi di mana saja, di sekolah dan di rumah," ungkapnya.
Sementara Direktur Pikiran Rakyat, Januar P. Ruswita mengatakan, Pikiran Rakyat sendiri tidak cukup hanya berperan sebagai media partner dalam program ini. "Kita harus terjun dan ikut terlibat secara langsung," ujarnya.
Menurut rencana, dalam program yang akan berjalan selama lima tahun ke depan ini, Pikiran Rakyat akan berpartisipasi dalam memberikan pelatihan jurnalistik pada guru honorer, serta memberikan 25 kamera pocket untuk peserta terbaik. (A-178/kur)***

sumber : pikiran rakyat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar